”Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5-6).
Menelusur kilas balik jatuh bangun selama lebih dari lima tahun membersamai BSMI, saya menyimpulkan paling tidak ada 3 krisis yang harus kita antisipasi di setiap periode kepengurusan.
Yang pertama, adalah krisis waktu.
Kita mungkin akan sering kewalahan dan kebingungan menentukan hari rapat, memilih tanggal agenda program kerja, atau meluangkan waktu untuk menyelesaikan amanah kita di BSMI. Alasannya satu kata: sibuk! Antisipasinya sederhana saja secara teori, namun memang tataran prakteknya membutuhkan kesungguhan dan komitmen bersama. Yakni dengan skala prioritas dan manajemen waktu yang baik. Saling bertabrakan agenda antara pribadi dan BSMI itu sudah pasti. Maka yang harus kita jawab adalah: manakah yang lebih penting? Manakah yang bisa ditunda dan manakah yang harus didahulukan? Itulah skala prioritas. Kemudian, penting juga membudayakan ‘before time’ di BSMI. Menghadiri agenda atau menyelesaikan amanah SEBELUM deadlinenya. Fungsinya adalah ‘membeli’ waktu cadangan. Mengantisipasi segala bentuk keterlambatan dan hal lain yang sebelumnya tak kita perkirakan.
Yang kedua, adalah krisis ide.
Awal-awal, kita mungkin kesulitan mencari ide program baru di BSMI. Dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Selanjutnya, ketika program sudah ada, kita dihadapkan pada kebuntuan ide: bagaimana mengemasnya agar menarik dan tidak monoton? Konon, ‘Tidak ada yang baru di bawah matahari’. Tantangan bagi kreativitas ide adalah: mengemas hal-hal biasa, hal-hal lama, menjadi tampak tidak biasa juga terasa segar dan baru. Diantara tips mengatasi krisis ide itu, perbanyak membaca, mendengar, dan melihat apa yang ada disekitar kita. Tentu saja yang positif. Bisa dari buku, majalah, radio, TV, internet, dan media lainnya. Sharing dan studi banding juga bisa menjadi pilihan.
Yang ketiga, adalah krisis semangat.
Menurut saya, dibanding kedua krisis sebelumnya, ini adalah krisis yang paling berbahaya. Sebaliknya, jika kita mampu menaklukkannya, sungguh insya Allah kita akan mampu mengatasi kedua krisis yang lainnya. Kejenuhan dan kelesuan semangat suatu saat pasti akan menghampiri di sela kesibukan kita menjalankan amanah di BSMI. Antisipasinya adalah memperbaiki hubungan dan keyakinan kita pada Allah. Semangat tanpa menghiraukan mereka yang mencela dan menjatuhkan, tumbuh dari keyakinan bahwa penilaian Allah lah yang utama. Itulah ikhlas. Semangat berkarya yang terbaik, tumbuh dari keyakinan bahwa Allah Maha Melihat. Itulah ihsan. Dan semangat pantang menyerah pantang putus asa, tumbuh dari keyakinan bahwa Allah beserta orang yang sabar dan orang yang berbuat baik. Itulah tawakal.
Ketika Allah memberikan tantangan kesulitan, yakinlah Allah telah menyertakan bersama kesulitan itu dua jalan keluar atau kemudahan. Maka, yakinlah dengan 3 (tiga) krisis atau kesulitan yang harus kita antisipasi itu, akan ada 6 (enam) jalan keluar atau solusi! Bahkan lebih, insya Allah!